Bundo Kanduang : Akankah hilang Kiramatnya di Ranah Minang (Pariangan)

 Bundo Kanduang : Cerminan Perempuan yang Berbudaya di Ranah Minang

     Perempuan merupakan anugrah terindah yang telah Allah ciptakan untuk laki-laki. perempuan memiliki nilai yang sangat tinggi di mata agama dan Adat bahkan untuk memuliakan perempuan tersebut diabadikannya keberadaan beliau menjadi sebuah surat dalam Alquran dengan nama surat Annisa', ini membuktikan bahwa perempuan meiliki derajat yang sangat tinggi dalam Islam sehingga keberadaan mereka sangat diperhitungkan dalam Islam bahkan nabi Muhammad pernah Mengatakan: jagalah perempuan karena perempuan merupakan tiang negara kalau rusak perempuan maka Rusaklah agama dan negaramu.


     Di Minangkabau, perempuan juga memiliki peran penting yang sangat tinggi dan keberadaan mereka sangat menentukan peradaban adat di Minangkabau. keberadaan Saudara perempuan contohnya, merupakan sebuah tempat yang menjadi sandaran hidup/tompangan hidup ketika seorang laki-laki yang masih sendirian untuk menopang hidup. keberadaan saudara perempuan merupakan pengganti Ibu jika seseorang sudah tidak memiliki Ibu, tempat mereka berkeluh-kesah, tempat mereka bercerita dan bernanung karena keberadaan mereka sudah menjadi tumpuan bagi laki-laki yang belum memiliki keluarga (bujang).

      di Minangkabau (Pariangan), sebutan perempuan yang sangat agung yang memegang peranan sangat penting adalah Bundo Kanduang, yang merupakan perempauan yang memiliki peran penting dan memimpin suatu keluarga di Minangkabau atau lebih dikenal dengan Ratu yang merupakan tempat tumpuan hidup bagi semua orang, sehingga dinukilkan dalam pepatah adat:
     "Limpapeh Rumah nan Gadang, Sumarak Anjuang dalam Nagari, Hiasan di dalam Kampuang, nan tahu malu jo Sopan, Kamahias Kampuang jo Halaman, Surato Koto jo Nagari, Sampai Kabalai jo Musajik, Surato jo Rumah Tanggo".
     ini mengindikasikan bahwa peranan seorang perempuan yang menjadi Bundo Kanduang di Ranah Minang memiliki peranan yang sangat signifikan dalam pembangunan nagari dan kampung.


Pakaian yang Sangat Elegan di Ranah Minang
(Akulturasi antara Adat dan Agama)

     Dalam hal Agama, perempuan juga memiliki peran yang sangat penting karena mereka merupakan sarana utama dalam membangun karakter dan kepribadian anak sehingga anak memiliki kepribadian yang santun sehingga menjadi anak yang sholeh dan berbakti pada orang tua, agama dan negara. sesuai dengan pepatah adat yang menyatakan: "Kok Hiduik Tampek Baniaik, Kok Mati Tampek Banazar, Ka Undang-undang ka Madinah, Payuang Panji ka Sarugo".
perkataan mereka bagaikan obat penawar bagi laki-laki dan anak jika mereka ada di rumah sehingga sejuklah isi rumah jika mereka ada, Muluik manih kucindam murah; Baso baiak gulo di bibie, muluik manih talempong kato, sakali rundiang disabuik, takana juo salamonyo. ini mengindikasikan perempuan di Minangkabau memiliki sikap yang sanagt santun, baik dan sangat ekslusif.
Bundo Kanduang Tanah Datar



Bundo Kanduang Sumatera Barat

     Tapi sayang.......................
     
     Sikap perempuan fenomenal nan bijaksana yang dimiliki oleh Bundo Kanduang di Ranah Minangkabau, seakan-akan sudah terkikis secara perlahan di Pariangan, sangat disayangkan sekali. pariangan yang dikenal dengan adat dan agama yang sangat kuat sudah agak melupakan falsafah adat mereka yang sangat tinggi sekali nilai norma hukum dan agama di dalamnya. nilai-nilai bundo kanduang yang sudah tertanam semenjak lahir yang diwarisakan oleh nenek moyang kita seakan-akan hanya tinggal hiasan pemanis bibir saja atau bak  dendang yang sering dinyanyikan. kenapa tidak, norma-norma yang sudah lama tertanam sudah tidak dipakai lagi dan seakan-akan hilang dimakan masa.

1. Sudah banyak yang membuka Aurat (hilang tingkuluak di kapalo)
     Perempuan Minang yang sebenarnya diwariskan oleh adat minangkabau adalah perempuan yang menutup aurat, tetrtutup namun tetap elegan, mereka memakai baju kurung, bertingkuluak (baju yang menutup anggota badan dan menutup kepala). sehingga mereka kelihatan seperti perempuan muslimah yang sangat menjunjung tinggi nilai agama dan adat. sangat disayangkan bukan, baju yang sudah sangat modern ini yang merupakan kolaborasi adat dan agama sudah mulai ditinggalkan oleh generasi muda Pariangan.

                          Baju Kuruang Basiba
         (elok dipandang mata dan tetap elegan)


2. budaya berkata yang kurang Bijak ( ndak sasuai alua jo patuik)
Perempuan pada prinsipnya berkata santun, lemah lembut dan seperlunya.  Ucapanmya bagaikan embun di pagi hari dan penyejuk ketika kemarau berkepanjangan melanda Bumi. Sesuai dengan pepatah minang menyatakan : "Kok Bakato dibawah-bawah, kok manyauak di Ilia-ilia". Ini mengindikasikan seorang perempuan memiliki sikap yang bijaksana dan memiliki kepribadian yang sangat indah.

Perempuan Minang yang Anggun dan Santun

3. Cerdas dalam kehidupan Bermasyarakat
     Perempuan Minang merupakan perempuan yang bijak dalam segala hal. Sesuai dengan pepatah minang: a"lum takilek alah takalam, bakilek ikan di dalam aia, jaleh jantan batino nyo". Ini mengindikasikan kalau perempuan minang merupakan perempuan kuat, pintar dan cekatan. Mereka pintar dalam mengambil sikap dan tindakan karena mereka adalah tumpuan dan harapan di rumah gadang. Mereka diwarisi juga sikap kepemimpinan meskipun tidak memimpin Suku akan tetapi memimpin anak nya dan mengelola Harta Pusako Tinggi dan Harta Pusako Randah (Harta waris turun-temurun dan Harta Pencaharian Suami-Istri)
     di Pariangan, sangat ironi kita lihat hari ini. Ada beberapa perempuan yg kurang lagi menjaga etika dan attitude sebagai perempuan minang yg agung seperti Bundo Kanduang. Seakan2 Lebay dan Dayus kita lihat ketika mereka melakukan hubungan sosial dengan Masyarakat.
    Di media sosial contohnya, facebook misalnya. Sangat Lebay rasanya seorang perempuan minang membuat keluh kesah keluarganya di Wall Fb, "Indak ado Raso pareso". Malu yang kurang bahkan kita lihat ibu-ibu minang yang bikin status apalah dan kemudian ditandai sama Suaminya dengan tag: "semoga kita ndk seperti ini yah" atau " untung ayah si fulan (suaminya) tidak seperti ini dll.. apa tidak malu rasanya. Bahkan aneh saja dan tidak pantas rasanya. Bahkan ndk jarang mereka juga berpendidikan tinggi namun sangat lebay akut dan tidak ber-attitude.
     Jika sayang sama Anak dan Suami, ungkapkanlah secara langsung sama mereka.. kenapa harus di Fb. keluh kesah keluarga kita cukup kita yang tahu, senang kita, cukup kitalah yang tahu bersama keluarga kita. so, harus tahu mana wilayah privasi, mana wilayah umum.




     Jadilah Perempuan yang Tangguh, perempuan yang menjadi Unduang-unduang Ka Madinah, Payuang Panji ka Sarugo.. tak semua Hal dalam hidup ini harus dipublikasikan. semoga Perempuan-perempuan di Nagari Pariangan merupakan perempuan yang mendambakan sosok Khadijah, sekuat Imannya Fatimah dan Sepintar Aisyah seperti hal nya yang diajarkan oleh Bundo Kanduang di Ranah Minang.

WOMEN : WONDERWOMEN

#gadihminang #minangrancak #bundokanduang #pariangan tacinto

Sebagai anak nagari akan kami persembahkan yang terbaik buat desa ini.

Welcome to Pariangan Village
#anaknagaripariangan



Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer