Menjaga Tradisi : Maulid Nabi SAW

Maulid Nabi sebagai ajang untuk Silaturrahmi



Diantara kekayaan budaya yang terdapat di Nagari Pariangan adalah Pelestarian tradisi dari nenek moyang kita dahulunya seperti  peringatan Isra' Mi'raj, Maulid Nabi SAW dll.
      Nah, pada bulan Desember 2016 ini bertepatan dengan bulan Rabi'ul Awwal 1438 H. pada bulan ini terdapat peristiwa sejarah yang sangat besar bagi umat Islam yang tidak boleh dilupakan sama sekali, momentum tersebut bertepatan pada tanggal 12 Rabiul Awwal yaitu hari kelahiran nabi besar Muhammad SAW. Nabi akhir zaman yang memiliki sejuta pesona dengan ketinggian akhlak dan budi pekertinya, sehingga tidak hanya kawan yang menyeganinya akan tetapi juga lawan. Dia merupakan salah satu orang yang berpengaruh di dunia, seperti yang dilansir dari buku karangan Michael H Hart "The 100, A Rangking of The Most Influential Persons in History". Hart menjadikan Nabi Muhammad sebagai tokoh no 1 yang berpengaruh di Dunia karena Muhammad mampu menyebarkan agama Islam dan mengubah peradaban yang ada disana, berawal dari kota kecil di Makkah kemudian sampai keseluruh Dunia, ini menabjubkan bukan ??? orang yahudi mengakuinya, seharusnya sebagai umat Islam kita harus lebih bangga tentunya.
      Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad (Maulid Nabi) memang tidak pernah dilakukan pada Masa Nabi Muhammad SAW, begitu juga pada masa sahabat seperti Abu Bakar, Umar Ibn Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin ABi Thalib, Ini dikarenakan pada masa Sahabat tersebut ingatan mereka sangat kuat kepada Baginda Rasulullah karena mereka bertemu langsung dan berjuang bersama Nabi dalam menegakkan agama Allah.
     Peringatan Maulid nabi ini pertama kali diselenggarakan pada Abad ke 11 (1184 M/580H) oleh Sulthan Salahuddin al-Ayyubi yang merupakan pendiri dari Dinasti Ayyubiah dan merupakan seorang jenderal muslim Kurdi yang berasal dari Tikrit, Irak. Salahuddin al-Ayyubi pada Masa itu sedang  menghadapi perang salib. tentara Kristen dipimpin oleh salah satu panglima perang yang bernama Richard yang terkenal dengan julukan "Sang Hati Singa", pada waktu tersebut dia menceritakan kepada bala tentaranya tentang perjuangan Rasulullah pada waktu Perang Badar, Uhud, Khaibar dll dalam menegakkan agama Allah. Perjuangan Rasulullah tersebut menumbuhkan energi positif bagi umat Islam sehingga pada waktu itu pertempuran dimenangkan oleh Umat Islam sehingga umat Islam bisa memasuki Yarussalem dengan mengalahkan bala tentara Kristen.
      Salahuddin al-Ayyubi pernah berkata: "salah satu cara membangkitkan semangat Umat Islam adalah dengan Cara mengkaji ulang kembali sejaranh Nabi besar Muhammad SAW", kemudian Para Penguasa pada masa tersebut berinisiatif untuk selalu mengadakan kegiatan rutin pada bulan Rabiul Awwal tepatnya pada tanggal 12 Rabi'ul Awwal dengan memperingati hari kelahiran nabi besar Muhammad SAW (Maulid Nabi Muhammad SAW), ini bertujuan untuk mengingat kembali perjuangan dan meneladani Sirah serta menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW dalam menegakkan Agama Allah SWT. ini merupakan suatu kemashlahatan bagi umat Islam yang dinamakan "Mashlahah Mursalah yaitu Mashlahah 'Ammah". Sama seperti yang pernah dilakukan oleh Usman ibn Affan yang berinisiatif untuk menjadikan Alquran dalam satu Mushaf yang dikenal dengan  Mushaf Utsmani, ini tidak pernah dilakukan pada masa Nabi Muhammad, tidak pula pada masa Abu Bakar dan Umar, akan tetapi ini bertujuan agar terciptanya keseragaman dalam membaca AlQur'an dalam satu Qiraat sehingga tidak terjadi pertikaaian antar umat Islam.
      Sama Seperti Halnya Maulid Nabi SAW, ini merupakan tradisi yang dilakukan oleh pendahulu atau nenek moyang kita di Pariangan. di Pariangan peringatan Maulid Nabi  diperingati pada bulan Rabiul Awwal yang bertujuan untuk mengingat kembali sejarah kelahiran nabi Muhammad SAW. Peringatan Maulid ini dengan membaca kitab "Syaraful Anam" dan kitab Maulid lainnya seperti kitab " Maulid al-Barzanji" yang merupakan karangan dari Syaikh Ja'far al-Barzanji, isi dari kitab Albarzanji ini secara umum menceritakan tentang perjalanan hidup nabi Muhammad SAW, Sanjungan serta Selawat kepada beliau. Bahasa yang digunakan kebanyakan adalah bahasa majazi atau kiasan sehingga membutuhkan pemahaman yang mendalam untuk menafsirkannya atau memahaminya. Syaikh Ja'far al-Barzanji merupakan seorang mufti dan seorang ulama Wara' yang bermukim di Madinah, beliau adalah seorang Ulama dari keturunan nabi Muhammad SAW dari keluarga Sa'adah al-Barzanji yang berasal dari Irak.
        Peringatan Maulid di Pariangan sangat unik sekali, peringatan Maulid tidak hanya dengan membaca kitab maulid tersebut akan tetapi ada beberapa tradisi seperti Manjujuang Talam dan Basirabuik Di dalam Masjid. ini sangat ramai sekali karena semua orang kampung akan keluar rumah untuk melihat tradisi tersebut. Para Ibu-ibu akan membawa talam ke Masjid yang berisi makanan yang nanti akan dihidangkan untuk orang tua dan Anak-anak. Penyebutan Maulid di Pariangan dikenal dengan istilah "Muluik", tapi admin berharap untuk kedepannya agar pengucapan ini diperbaiki, karena Maulid berasal dari bahasa arab yang berarti memperingati kelahiran nabi Muhammad SAW sedangkan Muluik berarti Mulut yang mengindikasikan acara makan-makan. Semoga kedepannya pengucapan ini lebih disesuaikan dengan pengucapan dalam Islam yaitu Maulid Nabi. Peringatan maulid ini adalah semacam tradisi dari nenek moyang kita untuk mengingat nabi Muhammad SAW dan dikategorikan sebagai Muamalah, dalam kaidah usul fikih dijelaskan al-Ashlu fil Mu'amalah al-Ibahah (asal dari Muamalah adalah boleh). jadi karena kegiatan ini dikategorikan sebagai muamalah maka boleh-boleh saja dilakukan.   
        Menurut Prof KH Ali Mustafa Ya'kub, peringatan Maulid boleh dilakukan dan bukanlah bid'ah karena ini adalah muamalah. jika seseorang beralasan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah melakukannya dan kemudian dia mengharamkannya, kenapa tidak diharamkan saja Umrah pada bulan Ramadhan karena nabi tidak pernah melakukannya ???.  KH Ali Mustafa mencurigai ada pihak yang ingin memecah umat Islam, terutama di Indonesia dengan penetapan Maulid Nabi sebagai perkara bid'ah, padahal bid'ah itu dalam perkara ibadah bukan dalam perkara mu'amalah, jadi tidak ada bid'ah dalam masalah mu'amalah.
     Dalam peringatan Maulid memang ada ibadah didalamnya seperti membaca shalawat Nabi dll, namun apakah salah jika seseorang membaca shalawat nabi pada peringatan maulid tersebut??? tentu tidak bukan ??? perkara maulid ini bisa dikategorikan bid'ah jika ada orang yang menjudge atau berkata: jika anda tidak memperingati maulid nabi maka anda berdosa ? ini baru salah... tapi kenyataan nya tidak bukan ?,  mau maulid mau tidak, itu terserah kita, ia kan...??? yang tidak menghadiri maulid silahkan, yang menghadiri juga diperbolehkan karena ini adalah tradisi dan tidak bertentangan dengan Islam dalm islam dikenal dengan istilah "al-'Urf" (al-Syatibi: al-Muwaffaqat). jadi sekali-kali jangan menyalahkan seseorang jika tidak tahu asal masalahnya, kita harus menghargai pendapat orang lain ketika tidak sependapat dengan kita, mengharamkan yang dibolehkan oleh Islam adalah pendapat yang keliru.
     Terkadang hanya mendengar ceramah dari gurunya sudah berani menyalahkan orang lain istilahnya "baru kemaren rajin Shalat dan Puasa", sudah berani menyalahkan dan membatalkan amalan orang lain, Imam Syafii yang begitu alim dan hafal al-Quran pada umur 7 tahun tidak pernah menyalahkan Imam Hanafi yang lebih tua darinya meskipun berbeda pendapat. Imam Syafi'i berkata: "saya juga Manusia, jika pendapat saya benar maka itu berasal dari Allah dan jika salah itu berasal dari syaithan, jika pendapat saya Salah dan berbenturan dengan al-quran dan Sunnah (Hadis Nabi) maka tinggalkanlah pendapatku (Abdul Wahhab Khallaf: Usul Fiqh). Begitu wara' Imam Syafi'i yang tidak berani menyalahkan pendapat orang lain dan tidak mau benar dengan sendirinya.
           Nah kita, baru kemaren beramal, sudah berani menyalahkan orang lain. astagfirullah al 'azim

     Perlu diingat !!!
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: Orang yang bodoh itu wajib kembali dan tidak bersikeras pada kebodohannya, tidak menyelisihi perkara yang para ulama muslim ada di atasnya, karena orang tadi jika tetap demikian maka dia adalah mubtadi' yang bodoh dan sesat" (Majmu' al Fatawa 7/682).
     Tradisi maulid yang dilakukan di Pariangan memang tidak seluruhnya bisa dibenarkan karena ada beberapa Attitude yang harus diperbaiki, seperti bagaimana adab seseorang dalam Masjid, larangan untuk tidak mubazzir dll. Ada juga kebiasaan masyarakat yang menyediakan Air dalam ember yang dinamakan air shalawat nabi yang nantinya akan disiram ke Padi dan dipercaya akan membuat tanaman menjadi subur, ini tidak usah dilakukan karena bertentangan dengan ajaran Islam dan harus dihindari. Perihal ini sudah disampaikan oleh para ustad di beberapa pengajian dan semoga kedepannya hal yang seperti ini tidak dilakukan lagi. Jadi, jangan menyalahkan semua karena ada hal-hal sedikit yang menyimpang, dalam ilmu penelitian "research" tidak boleh mengambil konklusi atau kesimpulan terhadap suatu permasalahan dengan sampel yang sedikit (Sugiyono: Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif), artinya tidak boleh mengharamkan Peringatan Maulid hanya karena ada tradisi yang salah. ini dapat dianalogikan seperti ini: Jika kepala kita sedang sakit maka kita akan mencari akar akar masalahnya, apakah sakitnya karena kurang tidur, kurang makan, kecapean dll, dan kemudian kita akan mengobatinya, jangan sekali-kali langsung membuang kepala tersebut karena kepala tersebut tidak bersalah sama sekali.
     Di Pariangan peringatan Maulid diadakan sehari penuh, pagi sampai sore dibacakan kitab Maulid Nabi, dan pada siangnya akan diadakan jamuan minum, yang dinamakan dengan "Makan Pinunaia". Nah disini uniknya, anak-anak akan berkerumuman disini dan sangat banyak sekali, karena banyaknya jumlah anak-anak membuat panitia kewalahan, maka dikenal-lah istilah "Basirabuik", mungkin tradisi ini kurang dapat dibenarkan karena etikanya kurang bagus, tapi tidak bisa dipungkiri pula, kebiasaan ini yang membuat kita terheran-heran dan ta'jub, bahkan sangat susah melukiskan dengan kata-kata. kemudian sorenya juga diadakan makan nasi bungkus yang dibawa oleh kaum ibu-ibu dari rumah yang kemudian diisi dengan gulai kambing dari Masjid yang merupakan daging akikah dari warga setempat ataupun perantau.
    pokoknya tradisi ini sangat unik dan variatif sehingga membuat seseorang untuk ingin sekali menghadiri kegiatan tersebut.

 Uni Kanduang ( Nova) manjujuang Talam


Sebagai anak nagari akan kami persembahkan yang terbaik buat desa ini.

Welcome to Pariangan Village
#anaknagaripariangan

Komentar

Postingan Populer